Selamat Datang


 
Main » 2009 » July » 6 » Sang Juara
Sang Juara
4:51 PM
Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu sebab. ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki Semuanya buatan sendiri sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istemewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya. mobil Mark lah yang paling tak Sempurna. beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah memang mobil itu tak begitu menarik. dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya. tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun Mark bangga dengan itu semua, sebab mobil itu buatan tangannya sendiri

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil Setiap anak mulai bersiap di garis starts untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 pembalap kecilnya . Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun sesaat kemudian. Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam. dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu. semenit kemudian. ia berkata. ya. aku siap!.
Dor!. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat. mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat menjagokan mobilnya masing-masing. Ayo… ayo… cepat… cepat… maju… maju… begitu teriak mereka. Ahha... sang pemenang harus ditentukan. tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. ya. semuanya senang. begitu juga Mark. Ia berucap dan berkomat-kamit lagi dalam hati. “Terima kasih.”

Saat pembagian piala tiba mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan. Ketua panitia bertanya “hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?” Mark terdiam. “Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan?” kata Mark.

Ia lalu melanjutkan. “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan menolongmu mengalahkan orang lain. “Aku. hanya bermohon pada Tuhan. supaya aku tak menangis. jika aku kalah” . Semua terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat. terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Views: 807 | Added by: admin | Rating: 0.0/0 |
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Thursday
2024-03-28
11:56 PM
Kalender
«  July 2009  »
SuMoTuWeThFrSa
   1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031
Halaman Login
Welcome Guest!
Halaman Chat
Polling
Bagaimana Website Saya?
Total of answers: 4
Mysite

Copyright MyCorp © 2024
Free web hostinguCoz